SPKS Gandeng Dinas Perkebunan dan BPDPKS Dorong Percepatan Sertifikasi ISPO bagi Petani Sawit Swadaya di Sulawesi Barat

oleh -184 Dilihat
oleh
InfoSAWIT Sulawesi
Dok. SPKS untuk InfoSAWIT/ SPKS Gandeng Dinas Perkebunan dan BPDPKS Dorong Percepatan Sertifikasi ISPO bagi Petani Sawit Swadaya di Sulawesi Barat.

InfoSAWIT SULAWESI, MAMUJU – Guna mempercepat penerapan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi petani sawit swadaya di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) menggandeng Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Kegiatan sosialisasi dilakukan di tiga kabupaten, yakni Mamuju, Mamuju Tengah, dan Pasangkayu, melibatkan sekitar 500 petani yang mengelola lahan seluas 1.000 hektar.

Sulawesi Barat dikenal sebagai wilayah dengan perkebunan sawit terluas di Sulawesi, mencakup area sekitar 155.958 hektar. Dari total luas tersebut, sekitar 40 persen dikelola oleh petani swadaya. Namun, hingga saat ini, belum ada kelompok petani swadaya di provinsi tersebut yang tersertifikasi ISPO.

BACA JUGA: SPKS Dampingi Petani Sawit Swadaya Konawe Utara Mendirikan Koperasi untuk Meningkatkan Akses Bibit dan Kemitraan dengan Perusahaan Perkebunan

Ketua Umum SPKS, Sabarudin, menekankan pentingnya ISPO untuk mendukung keberlanjutan industri sawit dan meningkatkan daya saing petani di pasar internasional. “Kami targetkan pada tahun 2025 sudah ada koperasi petani di Sulawesi Barat yang tersertifikasi ISPO. Sertifikasi ini penting karena mencakup data petani, koordinat lahan, kelembagaan, standar budidaya, dan kemitraan dengan perusahaan,” ujar Sabarudin dalam keterangannya diterima InfoSAWIT Sulawesi, Sabtu (30/11/2024).

Namun, salah satu tantangan utama adalah pembiayaan sertifikasi yang mencapai sekitar Rp300 juta untuk satu koperasi. Sabarudin meminta pemerintah untuk memastikan pendanaan dari BPDPKS dan Dana Bagi Hasil (DBH) sawit untuk mendukung persiapan hingga proses audit sertifikasi ISPO.

Kepala Bidang Perkebunan Kabupaten Mamuju Tengah, I Wayan Purwase, menyatakan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung sertifikasi ISPO. “Kami telah menyediakan pendanaan dari DBH sawit untuk mempercepat sertifikasi ISPO dan mempersiapkan beberapa kelompok petani untuk proses ini. Selain itu, petani dapat memanfaatkan dana BPDPKS melalui program sarana dan prasarana,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Fatmawati, Kepala Bidang Perkebunan Kabupaten Pasangkayu. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Pasangkayu mempermudah pengurusan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) bagi petani secara gratis sebagai langkah awal menuju sertifikasi ISPO. “Kami juga fokus menggunakan DBH sawit untuk pendampingan petani dalam proses sertifikasi,” tambahnya.

Dengan sertifikasi ISPO, petani sawit swadaya di Sulawesi Barat diharapkan dapat memenuhi standar Good Agricultural Practices (GAP) serta memperkuat kemitraan dengan perusahaan. Upaya ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga meningkatkan daya saing sawit Indonesia di pasar global.

Melalui sinergi antara SPKS, pemerintah daerah, dan lembaga pendanaan, sertifikasi ISPO bagi petani sawit swadaya di Sulawesi Barat diharapkan dapat terwujud sesuai target. Langkah ini menjadi bagian penting dalam mewujudkan industri sawit nasional yang lebih berkelanjutan dan kompetitif. (T2)


Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InfoSAWIT Sulawesi. Mari bergabung di Grup Whatsapp "InfoSAWIT Sulawesi", caranya klik link InfoSAWIT Sulawesi, Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Bila Anda memiliki informasi dan rilis tentang industri sawit, Silakan WhatsApp ke Redaksi InfoSAWIT Sulawesi atau email ke sawit.magazine@gmail.com (mohon dilampirkan data diri)

No More Posts Available.

No more pages to load.